Pengendalian Suhu Crude Oil Keluaran Furnace dengan Pemanfaatan Panas Flue Gas pada CRUDE DISTILATION UNIT (CDU) dengan PID

Dian Tria R, Dian Agustin W, Renanto

Laboratorium Perancangan dan Pengendalian Proses, Jurusan Teknik Kimia

Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo-Surabaya

email : dianagustin@yahoo.com

Furnace merupakan alat yang berfungsi sebagai pemanas dalam proses pengolahan minyak mentah, terutama pada crude distillation unit (CDU). Sebelum dipisahkan dalam kolom distilasi crude oil dipanaskan dahulu dalamfurnace sampai pada suhu ± 337 oC, karena pada 370 oC (UOP menyebutkan 385 oC) akan terjadi thermal crackingcrude / thermal decomposition. Sumber panas diperoleh dari hasil pembakaran bahan bakar gas (fuel gas) dan udara. Panas hasil pembakaran sebagian digunakan untuk memanaskan crude oil dan sebagian lagi hilang melalui dindingfurnace maupun cerobong asap (stack). Karena bekerja pada suhu yang tinggi, maka diperlukan pengendalian untuk menjaga proses agar dapat berlangsung dengan aman dan tetap pada kondisi yang diinginkan. Sedangkan untuk effisiensi furnace maka dilakukan pemanfaatan panas flue gas yang dihasilkan untuk memanaskan udara sebelum masukfurnace.

Dalam penelitian ini digunakan pengendali PID dan dilakukan perbandingan tuning antara Ziegler-NicholsdanTyreus Luyben, kemudian hasil tuning terbaik akan digunakan untuk mengontrol suhu crude oil yang keluar furnace dan mengontrol suhu udara sebelum masuk furnace. Pada system furnace dengan preheater menggunakan pengendali PID untuk disturbance 2% purity fuel didapatkan IAE saat mengendalikan crude oil keluar sebesar 97.428, pada 5% disturbance IAEnya sebesar 265.715, dan pada 10% disturbance IAEnya sebesar 659.03.

Kata kunci : furnace CDU, pengendali PID, Zigler-Nichols tuning, IAE

Leave a comment